Santo Gregorius II, Paus
Santo Santa 11 Februari
Santo Gregorius II, Paus
Gregorius lahir di Roma pada tahun 669 dan meninggal dunia pada tanggal 10 Januari 731. Ia dikenal sebagai seorang Paus abad ke delapan yang mendukung sekaligus melawan kuasa negara, serta gigih mempertahankan hak-hak Paus.
Sebelum menjadi Paus, ia bertugas sebagai bendaharawan Tahkta Suci dan kemudian ditempatkan sebagai kepala perpustakaan kePausan. Ia adalah pustakawan pertama dari Tahkta Suci. Masa kePausannya berlangsung dari tahun 715 sampain tahun 731.
Sebagai Paus, Gregorius melakukan banyak hal untuk memajukan misi gereja. Pada tahun 719, ia mengutus Bonafisius Winfrid, seorang pertapa dari Saxon yang kemudian menjadi santo untuk mempertobatkan suku-suku German yang masih kafir. Bonifasius memperoleh sukses besar dalam misinya itu.
Pada tahun 722 Paus Gregorius mentabhiskan dia menjadi Uskup untuk memimpin umat Jerman yang dipertobatkannya. Kepadanya Gregorius memberikan sepucuk surat rekomendasi untuk diserahkan kepada Charles Martel, seorang raja berkebangsaan Prancis yang beragama Kristen dan menjadi penguasa atas suku-suku Jerman. Atas permohonan Paus, Charles melindungi Bonifisius dalam karyanya mempertobatkan suku-suku Jerman itu.
Meskipun ada banyak keberhasilan dalam kepemimpinannya sebagai Paus, Gregorius pun tidak luput dari berbagai tantangan. Kekuatan kaum Lombardia bangkit lagi dan menguasai Hongaria, Autria hingga Italia Utara. Persahabatan baik antara Paus Gregorius dengan Liutprand, raja Lombardia tergoncang bahkan terputus ketika Liutprand memulai propagandanya untuk menguasai Italia.
Nafsu kuasa Liutprand semakin menjadi ketika kaum Lombardia menguasai kota Cumae, bagian wilayah kekuasaan Adipati Napoli. Paus Gregorius tidak berdaya untuk mengusir mereka keluar dari sana. Akhirnya Yohanes dari Napoli bangkit melawan Liutprand dan berhasil menghalau kaum Lombardia dari Cumae. Kepahlawanan Yohanes dihargai Paus Gregorius dengan pujian dan pemberian berupa emas.
Sekali lagi pada tahun 725, orang-orang Lombardia berusaha menguasai Italia karena melihat gejala menurunnya kewibawaan penguasa-penguasa di bagian barat kekiasaran Romawi. Mereka mengincar tanah รข€“ tanah kekaisaran di Italia Utara meliputi Ravenna sebagai ibukota propinsi-propinsi di bagian barat kekaisaran. Mereka berhasil menguasai kota Ravenna.
Tetapi kemudian dengan pertolongan orang-orang Venesia, Paus bersama Kaisar berhasil mengusir orang-orang Lombardia itu dari kota Ravenna.
Bersamaan dengan peristiwa penyerangan Lombardia itu, Paus Gregoriusdi hadapkan pada masalah serangan terhadap Gereja dari kekaisaran Konstantinopel dalam hal penghormatan gambar-gambar kudus di dalam gereja. Perlawanan ini telah dimulai sejak awal abad kedelapan oleh hasutan orang-orang kafilah dari Damaskus.
Kafilah ini dalam tahun 722 mengeluarkan suatu peraturan yang melarang penghormatan gambar-gambar kudus di dalam gereja-gereja yang berada di wilayah-wilayah kekuasaan Islam. Oleh larangan ini, gambar-gambar kudus dalam gereja-gereja itu dirusakkan baik oleh orang-orang Islam maupun orang-orang Kristen itu sendiri.
Gerakan pengrusakan gambar-gambar kudus ini didukung oleh Kaisar Bynzantium, Leo III, dengan dekrit yang dikeluarkannya pada tahun 726. Dekrit ini berhasil dengan gemilang. Tetapi Paus Gregorius sangat gigih menentang dekrit ini. Sebagai reaksi terhadap dekrit Kiasar Leo III itu, Paus Gregorius mengeluarkan suatu intruksi yang menentang dekrit itu. Kaisar Leo III mulai menyusun suatu rencana pembunuhan atas diri Paus Gregorius.
Tetapi rencana ini gagal karena sebagian besar orang Italia mendukung Paus dan melancarkan perlawanan terhadap kekaisaran Konstantinopel. Sebagai tindakan lanjut dari pertentangan ini, Paus melalui sepucuk surat kepada Leo III menerangkan posisi Gereja dan tradisinya dalam hal penghormatan kepada gambar-gambar kudus.
Ia pun mendesak Kaisar Leo III agar segera mencabut kembali dekrit itu sambil menegaskan agar kaisar tidak mencampuri urusan-urusan intern Gereja. Masala gereja adalah urusan pejabat-pejabat Gereja, bukan kaisar. Kaisar sebaiknya memusatkan perhatiannya pada urusan-urusan kenegaraannya.
Leo III, yang merasa mempunyai kuasa atas wilayah kekuasaannya, menolak mengikuti keinginan-keinginan Paus. Karena itu, Paus sekali lagi menegaskan pandangan-pandangannya dan dengan tegas melarang kaisar mencampuri urusan-urusan Gereja. Surat yang dikirimkan kepada Leo itu ditutupnya dengan sebuah untaian doa bagi pertobatan kiasar Leo III.
Sementara masalah ini belum tuntas penyelesaiannya, tahun berikutnya (728), Eutychius, wakil kaisar di Italia, yang pernah didukung oleh Paus dalam perlawanannya terhadap serangan kaum Lombardia, berusaha mempersatukan orang Roma dengan kaum Lombardia untuk melawan Paus. Usaha Eutychius sia-sia karena orang Roma bangkit melawan dia dan membela Paus. Hal ini semakin memperbesar kuasa Paus sebagai pemimpin Gereja, semakin menunjukkan bahwa Pauslah pemimpin kota yang sebenarnya.
Dalam mempertahankan kepemimpinannya dan iman yang benar, Paus Gregorius senantiasa berhasil membebaskan Gereja dan iman dari semua rongrongan. Satu hal yang patut dicatat adalah bahwa Paus Gregorius tetap menunjukkan hormat dan pengakuannya pada kekaisaran Konstantinopel, karena ia menganggap bahwa kekaisaran itu adalah sah.
Ia melawan kaum Lombardia yang berusaha melemahkan kekaisaran, tetapi ia juga melawan kakaisaran jika kekaisaran melawan dan melanggar hak-hak gereja. Gereja sungguh merasa kehilangan Gregorius ketika ia menutup matanya pada tanggal 10 Januari 731. Gregorius telah berhasil meletakkan dasar-dasar pijak yang kokoh bagi gereja. Setelah masa kePausannya, kuasa Paus didunia barat semakin kuat, sementara kekuasaan imperial di Timur melorot dengan deras.
Sumber gambar google.com
Kembali ke Santo Santa Bulan Februari