Santa Baptista Varani OSC Cap, Biarawati

Santo Santa 30 Mei, Santa Baptista Varani OSC Cap, Biarawati

Santo Santa 30 Mei

Santa Baptista Varani OSC Cap, Biarawati

Baptista Varani dilahirkan pada tanggal 9 April 1458 di Camerimo, Marka Ancona. Ayahnya bernama Pangeran Julius Caesar Varano (atau de Varanis) dan adalah adipati Camerimo, dan ibunya adalah Tuan Puteri Cecchina di Maestro Giacomo.

Pada waktu dibaptis, Baptista diberi nama Camilla. Walaupun ia dilahirkan di luar perkawinan yang sah, Puteri Camilla dibesarkan dalam lingkungan istana ayahnya. Di tempat itu dia menerima pendidikan yang baik dalam hal kesenian dan sastra di bawah bimbingan Giovanna Malatesta, istri dari sang adipati.

Pada masa kecilnya Puteri Camilla senang sekali dengan hal-hal duniawi. Dia senang berpenampilan dengan baju yang mahal-mahal dan perhiasan berupa intan permata yang berkilauan. Namun hatinya tetaplah tidak ternodai oleh hal-hal tersebut.

Sekitar umur 8-10 tahun, Puteri Camilla mendengar khotbah dari Domenico da Leonessa, seorang Saudara Dina (menurut Marion A. Habig OFM) mengenai begitu hebatnya (beratnya) penderitaan sengsara Kristus.

Gambaran yang diberikan oleh Saudara Domenico begitu menyentuh hati Puteri Camilla sehingga tuan puteri yang masih muda itu mulai menyesali kesia-siaan hidupnya selama ini dengan penuh air mata pertobatan.

Hidup Puteri Camilla pun kemudian mulai berubah. Ia berjanji untuk melakukan meditasi atas sengsara Kristus setiap hari Jumat. Dengan setia Baptista memenuhi janjinya tersebut.

Informasi mengenai dirinya bersumberkan tulisan-tulisannya sendiri. Pernyataan dirinya dilakukan atas pengaruh bapak pengakuannya, P. Petrus dari Mogliano, yang pada masa itu adalah minister provinsial para Saudara Dina di wilayah Marka Ancona (1490).

Ketika berusia sekitar 18-21 tahun, Puteri Camilla selama tiga tahun menjalani pergumulan rohani melawan godaan dunia yang begitu merangsang. Ayahnya dengan segala kekuatan memaksa puterinya untuk menikah, bahkan sampai mengancam untuk menjebloskan Puteri Camilla ke dalam penjara.

Tekad Puteri Camilla sudah bulat. Hasratnya hanyalah mengabdikan dirinya kepada Allah dan mengkontemplasikan misteri-misteri ilahi dalam sebuah sel biara yang hening.

Dua setengah tahun lamanya sang ayah – yang sesungguhnya sangat mencintai Puteri Camilla – menentang hasrat anak perempuannya. Ia tentunya tidak dapat membayangkan bahwa puteri kesayangannya ini akan hidup sebagai seorang biara kontemplatif sepanjang hidupnya.

Namun demikian, pada akhirnya sang ayah memberi izin juga kepada Puteri Camilla untuk masuk biara para suster Klaris (ordo II Santo Fransiskus) di Urbino.

Tepatnya pada tanggal 14 Oktober 1481, Puteri Camilla masuk biara para suster Santa Klara dan memakai nama biara Baptista.  Ia kembali ke Camerino pada pekan pertama bulan Januari 1484 bersama 8 (delapan) saudari miskin Santa Klara dan pada tanggal 4 Januari, Suster Baptista memulai sebuah komunitas para saudari miskin Santa Klara dalam sebuah biara yang dibeli oleh ayahnya dari para rahib Olivetan.

Tidak lama kemudian ayahnya mendirikan sebuah biara baru untuk komunitas Suster Baptista di Camerino. Pada waktu Suster Baptista berumur 35 tahun, dirinya dipilih menjadi Abes untuk pertama kalinya, sebuah jabatan pelayanan yang beberapa kali dipegangnya.

Ayahnya dan tiga orang saudara laki-lakinya mati dibunuh oleh Caesare Borgia pada tahun 1502. Ibundanya dan saudara laki-lakinya yang paling bungsu berhasil melarikan diri.

Walaupun sudah teguh dalam hidup panggilannya, Suster Baptista tidak bebas dari pencobaan penderitaan. Ia mengalami penderitaan panjang, termasuk juga pergumulan-pergumulan batin dan “serangan-serangan” dari orang-orang yang menentang.

Namun untuk semua itu Suster Baptista berterima kasih penuh syukur kepada Allah, karena dia merasa bahwa dirinya lebih bersatu secara intim dengan sang Juruselamat yang menderita.

Suster Baptista mendoakan orang-orang yang “menganiaya” dirinya; dan pada waktu ayah dan para saudara laki-lakinya mati dibunuh pihak lawan, dia berdoa: “Ya Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka! (lihat Kis 7:60).

Oleh karena kesetiaannya (kepada Yesus Kristus) dalam penderitaannya, Tuhan yang tersalib semakin lama semakin mendekatkan diri Suster Baptista kepada Diri-Nya. Kristus malah menyatakan kepadanya penderitaan macam apa yang diderita-Nya dalam hati-Nya, dan meminta Suster Baptista mencatatnya agar dapat bermanfaat bagi orang-orang lain.

Suster Baptista juga mengalami penglihatan-penglihatan. Santo Alfonsus Maria de Liguori [1696-1787] seorang uskup, ahli teologi moral, pujangga Gereja dan pendiri Kongregasi Redemptoris [CSsR) mengatakan dalam salah satu tulisannya bahwa Yesus Kristus sendiri pada suatu hari berbicara kepada Yang terberkati Baptista Varani dari Camerino bahwa ketika Ia tergantung di kayu salib betapa sakit rasa-Nya melihat ibunda-Nya berdiri di bawah salib dengan rasa sedih dan kepahitan yang begitu mendalam.

Bahwa bela rasa-Nya terhadap sang ibunda telah menyebabkan-Nya wafat tanpa penghiburan; sedemikian rupa sehingga Yang terberkati Baptista yang dicerahkan secara supernatural tentang besarnya penderitaan Yesus sampai mengatakan : Oh Tuhan, jangan lagi menceritakan kepadaku tentang kesedihan-Mu, karena saya tidak sanggup lagi menanggungnya.” Santo Filipus Neri [1515-1595] juga sangat menghormati orang kudus perempuan ini.

Suster Baptista mendirikan biara-biara bagi para saudari Santa Klara di Fermo [1505-1506] dan di S. Severino Marche [1521-1522]. Sepanjang hidupnya orang kudus ini banyak menulis, baik dalam bahasa Latin maupun bahasa Italia.

Tulisan-tulisannya disahkan oleh Gereja pada tanggal 4 Februari 1893. Tulisan-tulisannya antara lain adalah: “Recordationes et instructiones spirituales novem” yang ditulisnya sekitar tahun 1491; “Opus de doloribus mentalibus D.N.J.C.” yang ditulisnya pada tahun 1488-91 pertama kalinya diterbitkan di Camerino pada tahun 1630; “Liber suae conversionis”, sebuah cerita tentang hidupnya, ditulisa pada tahun 1491 dan untuk pertama kalinya diterbitkan di Macerata pada tahun 1624.

Setelah melayani sang Mempelai Ilahi dalam biara untuk lebih dari 40 tahun lamanya, Suster Baptista berjumpa dengan Saudari Maut pada tanggal 31 Mei tahun 1517, pada hari raya CORPUS CHRISTI. Ia dikuburkan dalam biaranya.

Tigapuluh tahun kemudian, kuburnya digali dan jenazahnya masih utuh. Jenazahnya tersebut dikubur kembali. Pada tahun 1593 kuburannya digali kembali. Kali ini bagian tubuhnya sudah menjadi debu, namun lidahnya masih segar dan berwarna merah, …… lidah yang begitu sering mendoakan para musuhnya terbukti masih segar dan sampai hari ini masih disimpan di sebuah tempat penyimpanan relikui yang istimewa.

Suster Baptista dihormati sebagai orang kudus oleh umum langsung setelah kematiannya. Dia dinyatakan sebagai seorang beata oleh Paus Gregorius XVI pada tanggal 7 April 1843 dan santa oleh Paus Benediktus XVI pada tanggal 17 Oktober 2010.

Pesta/peringatannya semula ditetapkan oleh keluarga Fransiskan pada tanggal 2 Juni, namun kemudian diubah menjadi 30 Mei. Memang sukar untuk memperoleh gambar dari orang kudus ini, namun ada/dapat terlihat pada jendela kaca dari gereja Saint Thomas of Canterburry, Woodford Green, Essex, Inggris

Sumber gambar google.com

Kembali ke Santo Santa Bulan Mei

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url